Get a Glitter Calendar Click Here

Jumat, 10 Januari 2014

Unsur laporan keuangan



UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN

Berikut ini sepuluh unsur-unsur dasar (basic elements) yang paling berhubungan langsung dengan pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan:
1.      AKTIVA
Adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.Karakteristik/ sifat dasar aktiva:
·         Mempunyai manfaat ekonomik di masa mendatang.
·         Manfaat ekonomik tersebut harus dikuasai dan dikendalikan oleh perusahaan.
·         Diperoleh dari transaksi/ peristiwa yang terjadi di masa lalu.
Sedangkan karakteristik terpenting dari aktiva adalah manfaat ekonomiknya di masa mendatang yang biasanya menghasilkan penerimaan kas bersih bagi suatu perusahaan. Atribut finansial yang digunakan untuk pengukuran aktiva:
a)      Historical cost(nilai perolehan aktiva): jumlah kas/ setara kas yang sesungguhnya dibayarkan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai, dan merupakan nilai masukan berdasar transaksi yang sesungguhnya terjadi di masa lalu. Historical cost biasanya digunakan untuk pengukuran aktiva seperti persediaan, tanah, bangunan, ekuipmen, dan aktiva tak berwujud.
b)      Current cost(nilai perolehan kembali aktiva): jumlah kas/ setara kas yang sekaran harus dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva yang sama. Current cost didasarkan suatu transaksi hipotesis/ transaksi yang tidak sesungguhnya terjadi. Biasanya digunakan untuk menentukan nilai perolehan kembali aktiva serta mengukur perubahan nilai aktiva seperti persediaan bahan baku, mesen-mesin pabrik, kendaraan dan alat transport, persediaan, harga pokok penjualan, aktiva tetap berwujud, beban penyusutan. Contoh nilai perolehan kembali aktiva: sebuah perusahaan memiliki sebidang tanah pada tahun 2012 senilai Rp 200.000.000(nilai perolehan) sedangkan untuk mendapatkan tanah itu tahun sekarang 2013 perusahaan harus membayar Rp 250.000.000, maka nilai perolehan kembali aktiva perusahaan ini adalah Rp 250.000.000 dengan memperoleh gains(laba) Rp 50.000.000
c)      Current exit vaue in orderly liquidation: jumlah uang/ kas yang sekarang dapat diterima oleh perusahaan dari penjualan aktiva terkait. Biasanya digunakan pada aktiva tetap berwujud, persediaan. Contohnya sebuah perusahan meiliki mesin pabrik senilai Rp 70.000.000 dan sekarang dijual dengan tujuan penghentian dari pemakaiannya senilai Rp 60.000.000, maka Rp 60.000.000 merupakan uang yang diterima sekarang.
d)     Expected exit value in due course of business(nilai realisasi neto): jumlah uang, kas, atau setara kas yang diharapkan akan dapat diterima oleh perusahaan dari penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan minus biaya penyelesaian dan penjualannya. Contohnya suatu perusahaan mempunyai persediaan BDP senilai Rp 30.000.000 dan untuk menyelesaikan membutuhkan biaya Rp 2.500.000 sehingga dijual dengan harga Rp 40.000.000. Dan taksiran harga jual dari persediaan BDP adalah Rp 40.000.000 – Rp 2.500.000= Rp 37.500.000 maka nilai ini yang diharapkan terjadi di kemudian hari.
e)      Present value of expected cash flows(nilai sekarang aktiva): nilai suatu aktiva yang tergantung pada kemampuan aktiva dalam menghasilkan arus kas bersih (penerimaan kas – pengeluaran kas) kepada perusahaan di kemudian hari. Nilai sekarang aktiva harus ditentukan dengan mendiskontokan seluruh arus kas bersih yang diharapkan akan dapat dihasilkan oleh aktiva terkait. Nilai ini timbul akibat uang mempunyai nilai waktu yang sering disebut bunga.
Aspek fundamental atribut finansial:
§  Masing-masing atribut terkait dengan suatu aktiva yang ada.
§  Masing-masing atribut finansial terkait dengan suatu transaksi masa lalu, suatu transaksi yang diharapkan akan terjadi/ transaksi hipotesis(transakasi yang akan terjadi jika kondisi tertentu dipenuhi).
§  Masing-masing atribut terkait dengan masa lalu, masa kini, atau masa mendatang.
§  Masing-masing atribut digunakan dalam praktik untuk pengukuran aktiva tertentu sesuai dengan standar/ prinsip akuntansi yang lazim.
§  Penilaian aktiva danpengukuran laba bisa berbeda secara signifikan tergantung pada atribut finansial yang dipakai. Dalam keadaan tertentu pengukuran berdasar dua/ lebih atribut finansial untuk aktiva tertentu bisa diperoleh jumlah nilai moneter yang sama. Namun demikian masing-masing atribut secara konseptual berbeda satu sama lain.
Jenis-jenis aktiva:
1)      Aktiva lancar: uang kas dan aktiva-aktiva atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasi menjadi uang kas/ dijual/ dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan yang normal/ dalam waktu satu tahu, mana yang lebih lama. Elemen-elemen yang termasuk dalam aktiva lancar:
·         Kas yang tersedia untuk usaha sekarang dan elemen-elemen yang dpat disamakan dengan kas, misal cek, money order, pos wesel, dll.
·         Surat-surat berharga yang merupakan investasi jangka pendek.
·         Piutang dagang dan piutang wesel.
·         Piutang pegawai, anak perusahaan dan pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu satu tahun.
·         Piutang angsuran dan piutang wesel angsuran, jika merupakan hal yang umum dalam perdagangan dan dan akan dilunasi dalam jangka waktu satu tahun.
·         Persediaan barang dagangan, bahan mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-bahan pembantu, dan bahan-bahan serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/ mesin-mesin.
·         Biaya-bInviaya yang dibayar dimuka seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu, dll. Ditinjau dari batasan bahwa aktiva lancar adalah kas/ aktiva lain yang diharapkan dapat segera diubah menjadi uang, maka sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar dimuka tidak dapat memenuhi kriteria sebagai aktiva lancar, karena biaya dibayar dimuka tidak akan kembali menjadi uang. Tetapi jika tidak dibayar dimuka maka biaya-biaya tadi akan dibayar dengan menggunakan sumber aktiva lancar, oleh karena itu biaya dibayar dimuka dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
2)      Aktiva tidak lancar (investasi jangka panjang), elemen-elemennya terdiri dari:
·         Investasi jangka panjang dalam surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel jangka panjang. Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditujukan untuk memperoleh pendapatan yang tetap, mengawasi perusahaan lain atau menjaga kontinuitas suplai bahan baku, dll.
·         Investasi dalam anak perusahaan, termasuk uang muka jangka panjang.
·         Investasi dalam bentuk aktiva  tetap berwujud(tanah, mesin-mesin) tetapi belum digunakan untuk usaha sekarang.
·         Penyisihan dana untuk tujuan jangka panjang, seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana pembelian saham sendiri, dana pembayaran pensiun, dana penggantian gedung, dll.
·         Cash surrender value dari polis asuransi jiwa.
3)      Aktiva tetap berwujud: aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode, seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan.
4)      Aktiva tetap tidak berwujud: hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, seperti goodwill, hak paten, merek dagang, hak cipta, dll. Dalam kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaran-pengeluaran yang belum diakui sebagai biaya tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya pendirian perusahaan(organization costs).
5)      Aktiva lain-lain: aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok lain, seperti titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan, dll.
2.      KEWAJIBAN
Adalah pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu. Kewajiban yang ditimbulkan oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. Karakteristik/ sifat kewajiban:
·         Merupakan suatu kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomis di masa mendatang.
·         Membuat perusahaan berkewajiban untuk menyerahkan aktiva atau menyediakan jasa di kemudian hari.
·         Merupakan akibat dari transaksi dan/ atau peristiwa yang terjadi masa lalu.
Atribut finansial yang digunakan untuk pengukuran kewajiban:
a)      Present value of expected cash flows: jumlah pendiskontoan dari arus kas keluar(neto) yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban/ utang kelak pada tanggal jatuh tempo.
b)      Expected exit value in due course of business: jumlah kas/ setara kas yang dapat diharapkan akan diperlukan oleh perusahaan untuk melunasi/ menyelesaikan kewajiban/ utangnya dalam kegiatan normal.
c)      Historical proceeds: jumlah kas/ setara kas yang sesungguhnya diterima oleh perusahaan pada saat timbulnya kewajiban/ terjadi utang.
d)     Current proceeds: jumlah kas/ setara kas yang sekarang akan diterima oleh perusahaan dari penciptaan kewajiban/ utang yang sama.
e)      Current exit vaue in orderly liquidation: jumlah uang kas/ setara kas yang sekarang harus dibayar oleh perusahaan untuk menyelesaikan/ melunasi kewajiban/ utang yang terkait.
Jenis-jenis kewajiban:
1)      Utang lancar: utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar/ dengan menimbulkan suatu utang baru. Yang termasuk dalam utang lancar:
§  Utang dagang: utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagangan/ jasa.
§  Utang wesel: utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk membayar pada tanggal tertentu.
§  Taksiran utang pajak: jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang bersangkutan.
§  Utang biaya: biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar. Contoh utang gaji, utang bunga, dll.
§  Utang-utang lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan yang pelunasannya menggunakan sumber-sumber dari aktiva lancar.
2)      Pendapatan yang diterima dimuka: penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatn untuk periode yang bersangkutan.
3)      Utang jangka panjang: utang-utang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber yang digolongkan sebagai aktiva lancar. Contoh: utang obligasi, utang wesel jangka panjang, dan utang lain-lain yang sifatnya sama.
4)      Utang lain-lain: utang-utang yang tidak dapat dilaporkan di jenis-jenis utang di atas. Contoh: utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari dana pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat perusahaan/ kepada anak-anak perusahaan, dll.
3.      EKUITAS
Adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingaan kepemilikan.
Pengukuran ekuitas bukanlah suatu proses yang independen, sebaliknya tergantung pada penilaian yang ditetapkan untuk setiap jenis aktiva dan kewajiban/ utang secara individual. Elemen-elemen ekuitas:
1)      Modal disetor: jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi dalam 2 kelompok yaitu modal saham(jumlah nominal saham yang beredar) dan agio/ disagio saham(selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham, agio:selisih di atas nilai nominal, disagio:selisih di bawah nilai nominal).
2)      Laba tidak dibagi(saldo laba): kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai deviden.
3)      Modal penilaian kembali: selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru apabila terjadi diadakannya penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan.
4)      Modal sumbangan: modal yang timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.
5)      Modal lain-lain: melaporkan modal perusahaan yang tidak dapat dimasukkan dalam salah satu kelompok lainnya di atas.
PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Pembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.
PERUBAHAN MODAL SETORAN
Akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah:
1)      Pemesanan saham
2)      Obligasi terkonversi
3)      Saham prioritas terkonversi
4)      Deviden saham
5)      Hak beli saham
6)      Opsi saham
7)      Warran
PERUBAHAN LABA DITAHAN
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaski operasi harus tetap dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba-rugi perioda terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan transaksi modal.
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.
PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah:
 (1) pendapatan kotor,
 (2) laba bersih,
 (3) laba ditahan,
 (4) premium modal saham, dan
 (5) modal saham.
PERINCIAN LABA DITAHAN
Laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan.
4.      INVESTASI OLEH PEMILIK
Adalah kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan(ekuitas) di dalamnya. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa/ kepuasan/ konversi kewajiban perusahaan.

Jenis-Jenis Investasi
Menurut Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara lain:
1)     Tabungan di bank
Dengan menyimpan uang di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
2)   Deposito di bank
Produk deposito hampir sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya suku bunga di bank.
3)   Saham
Saham adalah kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss. Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital gain.
4)   Properti
Investasi dalam properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
a.       Menyewakan properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
b.      Menjual properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
5)   Barang-barang koleksi
Contoh barang-barang koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual koleksi tersebut kepada pihak lain.
6)   Emas
Emas adalah barang berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis). Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7. Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu sendiri.

7)   Mata uang asing
Segala macam mata uang asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
8)   Obligasi
Obligasi atau sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah daripada ketika membelinya.
§  Penambahan investasi pemilik
Contoh     = Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp. 75.000.000,-
ke kas perusahaan sebagai tambahan modal.
Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan bertambah sebesar Rp. 75.000.000,- dan kas perusahaan bertambah sebsesar Rp. 75.000.000,-. 
§  Pengurangan investasi pemilik
Contoh     = Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk
keperluan pribadi sebesar Rp. 25.000.000,-
Analisis     = transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal perusahaan berkurang sebesar Rp. 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp. 25.000.000,-.
5.      DISTRIBUSI KEPADA PEMILIK
Adalah penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan(ekuitas) dalam perusahaan.
Distribusi kepada pemilik perusahaan perorangan ditulis sebagai prive yang mengurangi  nilai investasi pemilik , baik pengambilan aktiva untuk kepentingan pribadi maupun pengambilan keuntungan, keduanya dicatat  dalam perkiraan prive.
Distribusi kepada pemegang saham harus dibedakan esensi transaksinya. Apabila distribusi itu berupa pengambilan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, maka dicatat sebagai piutang lain-lain dari pemegang saham. Artinya si pemegang saham harus ,mengembalikan uang yang telah digunakan untuk kepentingan pribadi kepada perusahaan.
Distribusi pemegang saham berupa pembagian keuntungan, maka harus dicatat dengan mendebet perkiraan deviden dan mengkridit perkiraan kas, untuk pembayaran deviden kas.
Menentukan rasio pembayaran sasaran.
Cara menghitung dan menentukan kebijakan deviden, sebagai berikut :      
a.       Model Dividen residu (residual dividend model)
Merupakan Model dividen yang dibayarkan akan ditentukan sama dengan laba bersih dikurangi jumlah saldo laba di tahan yang dibutuhkan untuk mendanai  anggaran modal perusahaan yang optimal
Rumus :
Dividen    = Laba bersih – Saldo laba di tahan untuk membantu mendanai  investasi-investasi baru
= Laba bersih –[(Rasio ekuitas sasaran)(Total anggaran           modal)]
b.      Dividen regular rendah plus tambahan
Merupakan kebijakan yang mengumumkan dividen regular rendah yang dapat dipertahankan dalam kondisi apapun, dan kemudian akan membayar dividen “tambahan” yang telah ditentukan ketika keadaan sedang baik.
Contoh:
·         Ny.Rita menggunakan jasa salonnya sebesar Rp 2.500.000 untuk keperluan pribadinya. Maka prive Ny.Rita bertambah Rp2.500.000(D) dan Kas berkurang Rp 2.500.000(K)
·         PT.Angkasa telah membagikan deviden kepada pemegang saham sebesar Rp 2.000.000. Maka Deviden bertambah Rp 2.000.000(D) dan kas berkurang Rp 2.000.000(K).
6.      LABA KOMPREHENSIF
Adalah perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk semua perusahaan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi, oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik. Laba komprehensif merupakan hasil selisih dari pendapatan komprehensif – beban operasi dan beban nonoperasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif.
Dalam menyajikan laporan rug laba akan terlihat pengklasifikasian dalam pengukuran laba adalah sebagai berikut :
1.      Laba kotor atas penjualan merupakan selisih dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor. Hasil laba bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode tertentu.
2.      Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
3.      Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan perusahaan secara keseluruhan sebelum pajak perseroan yaitu perolehan dari laba operasi dikurangi atau ditambah.
4.      Laba bersih setelah potongan pajak yaitu laba bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi dan dikurangi laba perseroan.
7.      PENDAPATAN
Adalah arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama/ operasi sentral perusahaan.
Kriteria laporan pendapatan :
(1) nilai ekonomik harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya,
(2) jumlah pendapatan harus dapat diukur,
(3) pengukuran harus dapat dibutuhkan dan secara relative bebas dari bias,
(4) beban yang berkaitan harus dapat ditaksir dengan tingkat ketepatan yang layak.
Pengukuran pendapatan
Nilai tukar produk atau jasa perusahaan merupakan ukuran terbaik bagi pendapatan. Nilai tukar ini menunjukkan ekivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.
Saat pelaporan pendapatan
Suatu alternative pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama ekonomik adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis.
8.      BEBAN
Adalah arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama/ operasi sentral perusahaan.
Beban merupakan konsep arus, yang menggambarkan perubahan yang tidak menguntungkan dalam sumber daya perusahaan. Definisinya yang lebih tepat, beban adalah penggunaan atau pemakaian barang dan jasa di dalam proses mendapatkan pendapatan.
Pengukuran beban
beban sebagai penurunan dalam aktiva bersih perusahaan, suatu alat ukur yang logis adalah nilai barang dan jasa pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Pengukuran biaya yang paling umum adalah:
(1) biaya historis,
(2) nilai berjalan, seperti biaya pengganti, dan
(3) biaya oportunitas atau ekivalen kas pada saat berjalan.
Saat pengakuan beban
Beban terjadi apabila barang atau jasa dikonsumsi atau dilakukan dengan mencatat kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan keuangan. Pelaporan beban dapat terjadi bersamaan dengan kegiatan menggunakan barang atau jasa; atau boleh dilakukan sesudah kegiatan itu; atau dalam keadaan yang tidak biasa, boleh mendahului kegiatan itu.
Jenis-jenis beban:
1)      Beban penjualan, seperti: beban gaji penjualan, beban advertensi, beban depresiasi aktiva tetap bag.penjualan, dan semua beban yang berhubungan dengan bag.penjualan.
2)      Beban administrasi umum, seperti: beban gaji adm. dan umum, beban telp, beban depresiasi aktiva tetap kantor, dan beban-beban yang berhubungan dengan bag.administrasi umum.
3)      Beban non-operasi, seperti beban bunga, yaitu beban yang tidak berhubungan langsung dengan transaksi operasi perusahaan. 
9.      KEUNTUNGAN
Adalah kenaikan ekuitas(aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral / insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan/ investasi oleh pemilik.
Keuntungan berasal dari kegiatan insidental. Kegiatan insidental misalnya pelepasan mesin produksi, misalnya jika harga jual mesin produksi yang dilepas melebihi nilai bukunya, maka selisinya merupakan untung yang menyebabkan kenaikan dalam ekuitas.
Biaya timbul dari kegiatan utama, sedangkan kerugian berasal dari kegiatan insidental. Jika harga jual mesin produksi yang dilepas lebih rendah daripada nilai bukunya, maka selisihnya adalah rugi yang menyebabkan penurunan dalam ekuitas.
FASB secara tegas menyatakan bahwa keuntungan – kerugian  bukanlah kenaikan – penurunan ekuitas yang berasal dari pendapatan – biaya dan investasi oleh pemilik ( distribusi kepada pemilik ). Elemen untung ataupun rugi terdapat pada organisasi bisnis dan nonbisnis. Biasanya laba ditimbulkan dari penjualan aktiva tetap  Contoh:
Harga perolehan mesin lama 7.500.000, akumulasi penyusutan mesin lama 3.327.272,8. Kebijakan perusahaan akan menukarkan mesin lama dengan mesin baru senilai 11.000.000. Dan kekurangannya sebesar 5.000.000 akan dibayar dengan kas.
Jurnal: mesin baru (D) 11.000.000
            Akumulasi penyusutan mesin lama (D) 3.327.272,8
                        Laba pertukaran mesin (K) 1.827.272,8
                        Mesin lama (K) 7.500.000
                        Kas (K) 5.000.000
10.  KERUGIAN
Adalah penurunan ekuitas(aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral / insidentil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban/ distribusi kepada pemilik. Contohnya kerugian dari penjualan surat berharga atau pertukaran aktiva tetap. Contoh:
Sebuah perusahaan ingin menukarkan kendaraan yang dimiliki dengan bus senilai 120.000.000. Kendaraan lama dengan nilai 80.000.000 dan akumulasi penyusutan sebesar 16.000.000. Kekurangannya sebesar 75.000.000 akan dibayar dengan kas.
Jurnal: Bus (D) 120.000.000
            Akumulasi penyusutan kendaraan lama (D) 16.000.000
            Rugi pertukaran kendaraan (D) 19.000.000
                        Kendaraan lama (K) 80.000.000
                        Kas (K) 75.000.000

FASB mengklasifikasikan unsur-unsur laporan keuangan ke dalam 2 kelompok.  Kelompok pertama adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas – dimana menjelaskan sumber daya dan klaim terhadap sumber daya tersebut pada suatu waktu tertentu(moment in time). Kelompok kedua adalah ke tujuh unsur yang lain(investasi oleh pemilik, distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian) dimana menjelaskan transaksi, kejadian, dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama periode waktu tertentu(period of time).
Contoh laporan keuangan berdasarkan IFRS:
PT X
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012


2012

2011
Pendapatan

390000

355000
Beban pokok penjualan

-245000

-230000
Laba bruto

145000

125000
Pendapatan

20667

11300
Beban distribusi

-9000

-8700
Beban administrasi

-20000

-21000
Beban lain-lain

-2100

-1200
Beban pendanaan

-8000

-7500
Bagian laba entitas assosiasi

35100

30100
Laba sebelum pajak

161667

128000
PPh 25%

-40417

-32000
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan
121250

96000
Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan


-30500
Laba tahun berjalan

121250

65500
Pendapatan komprehensif lain setelah pajak:



Selisih kurs Penjabaran laporan
4000

8000
Aset keuangan tersedia untuk dijual
-18000

20000
Lindung nilai arus kas

-500

-3000
Keuntungan revaluasi aset tetap
600

2700
Keuntungan(kerugian) aktuaria prog.pensiun imbalan pasti
-500

1000
Bagian pendapatan komprehensif lain thn berjalan stlh pajak
400

-700
Pendapatan komprehensif lain thn berjalan stlh pajak
-14000

28000
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan
107250

93500





Laba yang diatribusikan kepada:



Pemilik entitas induk

97000

52400
Kepentingan nonpengendali

24250

13100


121250

65500
Jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kpd:


Pemilik entitas induk

85800

74800
Kepentingan nonpengendali

21450

18700


107250

93500


PT X
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012


2012

2011
Saldo ekuitas

831500

748000
Perubahan ekuitas:




Penerbitan modal saham

50000


Deviden

-15000

-10000
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan

107250

93500
Saldo ekuitas akhir

973750

831500







PT X
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 20012


31-Des-12

31-Des-11
ASET




ASET LANCAR




Kas dan setara kas

312400

322900
Piutang usaha

91600

110800
Persediaan

135230

132500
Aset lancar lainnya

25650

12540
Total aset lancar

564880

578740
ASET TIDAK LANCAR




Aset keuangan untuk tersedia dijual

142500

156000
Investasi dalam entitas asosiasi

100150

110770
Aset tetap

350700

360020
Aset tetap tak berwujud lainnya

227470

227470
Goodwill

80800

91200
Total aset tidak lancar

901620

945460
TOTAL ASET

1466500

1524200





LIABILITAS




Liabilitas jangka pendek




Utang usaha

115100

187620
pinjaman jangka pendek

150000

200000
Bagian pinjaman jangka panjang

10000

20000
Utang pajak jangka pendek

35000

42000
Provisi jangka pendek

5000

4200
Total Liabilitas Jangka pendek

315100

453820
Liabilitas jangka panjang




Pinjaman jangka panjang

120000

160000
Pajak tangguhan

28800

26040
Provisi jangka panjang

28850

52240
Total liabilitas jangka panjang

177650

238280
Total liabilitas

492750

692100





EKUITAS




Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk:



Modal saham

650000

600000
Saldo laba

243500

161700
Komponen ekuitas lainnya

10200

21200


903700

782900
Kepentingan non pengendali

70050

48600
Total ekuitas

973750

831500
Total liabilitas dan ekuitas

1466500

1523600


DAFTAR PUSTAKA


Donald E.Kieso, Jerry J.Weygandt, Terry D.Warfield. Intermediate Accounting. IFRS edition. John Wiley & Son. 2011

Harnanto.2002. Akuntansi Keuangan Menengah Buku Satu. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA

Sugiri, Slamet. 2005.  Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1. Edisi Revisi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar