UNSUR-UNSUR
LAPORAN KEUANGAN
Berikut ini sepuluh
unsur-unsur dasar (basic elements) yang paling berhubungan langsung dengan
pengukuran kinerja dan status keuangan sebuah perusahaan:
1.
AKTIVA
Adalah manfaat ekonomi yang mungkin
terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas
sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.Karakteristik/
sifat dasar aktiva:
·
Mempunyai manfaat ekonomik di masa
mendatang.
·
Manfaat ekonomik tersebut harus dikuasai
dan dikendalikan oleh perusahaan.
·
Diperoleh dari transaksi/ peristiwa yang
terjadi di masa lalu.
Sedangkan karakteristik terpenting dari
aktiva adalah manfaat ekonomiknya di masa mendatang yang biasanya menghasilkan
penerimaan kas bersih bagi suatu perusahaan. Atribut finansial yang digunakan
untuk pengukuran aktiva:
a) Historical
cost(nilai perolehan aktiva): jumlah kas/ setara kas yang sesungguhnya
dibayarkan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva pada kondisi siap pakai,
dan merupakan nilai masukan berdasar transaksi yang sesungguhnya terjadi di
masa lalu. Historical cost biasanya digunakan untuk pengukuran aktiva seperti
persediaan, tanah, bangunan, ekuipmen, dan aktiva tak berwujud.
b) Current
cost(nilai perolehan kembali aktiva): jumlah kas/ setara kas yang sekaran harus
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan dan menempatkan aktiva yang sama.
Current cost didasarkan suatu transaksi hipotesis/ transaksi yang tidak
sesungguhnya terjadi. Biasanya digunakan untuk menentukan nilai perolehan
kembali aktiva serta mengukur perubahan nilai aktiva seperti persediaan bahan
baku, mesen-mesin pabrik, kendaraan dan alat transport, persediaan, harga pokok
penjualan, aktiva tetap berwujud, beban penyusutan. Contoh nilai perolehan
kembali aktiva: sebuah perusahaan memiliki sebidang tanah pada tahun 2012
senilai Rp 200.000.000(nilai perolehan) sedangkan untuk mendapatkan tanah itu
tahun sekarang 2013 perusahaan harus membayar Rp 250.000.000, maka nilai
perolehan kembali aktiva perusahaan ini adalah Rp 250.000.000 dengan memperoleh
gains(laba) Rp 50.000.000
c) Current
exit vaue in orderly liquidation: jumlah uang/ kas yang sekarang dapat diterima
oleh perusahaan dari penjualan aktiva terkait. Biasanya digunakan pada aktiva
tetap berwujud, persediaan. Contohnya sebuah perusahan meiliki mesin pabrik
senilai Rp 70.000.000 dan sekarang dijual dengan tujuan penghentian dari
pemakaiannya senilai Rp 60.000.000, maka Rp 60.000.000 merupakan uang yang
diterima sekarang.
d) Expected
exit value in due course of business(nilai realisasi neto): jumlah uang, kas,
atau setara kas yang diharapkan akan dapat diterima oleh perusahaan dari
penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan minus biaya penyelesaian dan
penjualannya. Contohnya suatu perusahaan mempunyai persediaan BDP senilai Rp
30.000.000 dan untuk menyelesaikan membutuhkan biaya Rp 2.500.000 sehingga
dijual dengan harga Rp 40.000.000. Dan taksiran harga jual dari persediaan BDP
adalah Rp 40.000.000 – Rp 2.500.000= Rp 37.500.000 maka nilai ini yang
diharapkan terjadi di kemudian hari.
e) Present
value of expected cash flows(nilai sekarang aktiva): nilai suatu aktiva yang
tergantung pada kemampuan aktiva dalam menghasilkan arus kas bersih (penerimaan
kas – pengeluaran kas) kepada perusahaan di kemudian hari. Nilai sekarang
aktiva harus ditentukan dengan mendiskontokan seluruh arus kas bersih yang
diharapkan akan dapat dihasilkan oleh aktiva terkait. Nilai ini timbul akibat
uang mempunyai nilai waktu yang sering disebut bunga.
Aspek fundamental atribut finansial:
§ Masing-masing
atribut terkait dengan suatu aktiva yang ada.
§ Masing-masing
atribut finansial terkait dengan suatu transaksi masa lalu, suatu transaksi
yang diharapkan akan terjadi/ transaksi hipotesis(transakasi yang akan terjadi
jika kondisi tertentu dipenuhi).
§ Masing-masing
atribut terkait dengan masa lalu, masa kini, atau masa mendatang.
§ Masing-masing
atribut digunakan dalam praktik untuk pengukuran aktiva tertentu sesuai dengan
standar/ prinsip akuntansi yang lazim.
§ Penilaian
aktiva danpengukuran laba bisa berbeda secara signifikan tergantung pada
atribut finansial yang dipakai. Dalam keadaan tertentu pengukuran berdasar dua/
lebih atribut finansial untuk aktiva tertentu bisa diperoleh jumlah nilai
moneter yang sama. Namun demikian masing-masing atribut secara konseptual
berbeda satu sama lain.
Jenis-jenis aktiva:
1) Aktiva
lancar: uang kas dan aktiva-aktiva atau sumber-sumber yang diharapkan akan
direalisasi menjadi uang kas/ dijual/ dikonsumsi selama siklus usaha perusahaan
yang normal/ dalam waktu satu tahu, mana yang lebih lama. Elemen-elemen yang termasuk
dalam aktiva lancar:
·
Kas yang tersedia untuk usaha sekarang
dan elemen-elemen yang dpat disamakan dengan kas, misal cek, money order, pos
wesel, dll.
·
Surat-surat berharga yang merupakan
investasi jangka pendek.
·
Piutang dagang dan piutang wesel.
·
Piutang pegawai, anak perusahaan dan
pihak-pihak lain, jika akan diterima dalam waktu satu tahun.
·
Piutang angsuran dan piutang wesel
angsuran, jika merupakan hal yang umum dalam perdagangan dan dan akan dilunasi
dalam jangka waktu satu tahun.
·
Persediaan barang dagangan, bahan
mentah, barang dalam proses, barang jadi, bahan-bahan pembantu, dan bahan-bahan
serta suku cadang yang dipakai dalam pemeliharaan alat-alat/ mesin-mesin.
·
Biaya-bInviaya yang dibayar dimuka
seperti asuransi, bunga, sewa, pajak-pajak, bahan pembantu, dll. Ditinjau dari
batasan bahwa aktiva lancar adalah kas/ aktiva lain yang diharapkan dapat
segera diubah menjadi uang, maka sesungguhnya biaya-biaya yang dibayar dimuka
tidak dapat memenuhi kriteria sebagai aktiva lancar, karena biaya dibayar
dimuka tidak akan kembali menjadi uang. Tetapi jika tidak dibayar dimuka maka
biaya-biaya tadi akan dibayar dengan menggunakan sumber aktiva lancar, oleh
karena itu biaya dibayar dimuka dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar.
2) Aktiva
tidak lancar (investasi jangka panjang), elemen-elemennya terdiri dari:
·
Investasi jangka panjang dalam
surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan wesel jangka panjang.
Investasi dalam bentuk surat berharga ini biasanya ditujukan untuk memperoleh
pendapatan yang tetap, mengawasi perusahaan lain atau menjaga kontinuitas
suplai bahan baku, dll.
·
Investasi dalam anak perusahaan,
termasuk uang muka jangka panjang.
·
Investasi dalam bentuk aktiva tetap berwujud(tanah, mesin-mesin) tetapi
belum digunakan untuk usaha sekarang.
·
Penyisihan dana untuk tujuan jangka
panjang, seperti dana pelunasan obligasi, dana ekspansi, dana pembelian saham
sendiri, dana pembayaran pensiun, dana penggantian gedung, dll.
·
Cash surrender value dari polis asuransi
jiwa.
3) Aktiva
tetap berwujud: aktiva-aktiva yang dapat digunakan lebih dari satu periode,
seperti tanah, gedung, mesin dan alat-alat, perabot, kendaraan.
4) Aktiva
tetap tidak berwujud: hak-hak jangka panjang yang sifatnya tidak berwujud yang
dimiliki oleh perusahaan, seperti goodwill, hak paten, merek dagang, hak cipta,
dll. Dalam kelompok ini termasuk juga saldo debit dari pengeluaran-pengeluaran
yang belum diakui sebagai biaya tetapi pembebanannya ditunda, seperti biaya
pendirian perusahaan(organization costs).
5) Aktiva
lain-lain: aktiva-aktiva yang tidak dapat dimasukkan dalam kelompok-kelompok
lain, seperti titipan kepada penjual untuk menjamin kontrak, bangunan dalam
pengerjaan, piutang-piutang jangka panjang, uang muka pada pejabat perusahaan,
dll.
2. KEWAJIBAN
Adalah
pengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari
kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu. Kewajiban yang ditimbulkan oleh
transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan
jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. Karakteristik/ sifat kewajiban:
·
Merupakan suatu kemungkinan pengorbanan
manfaat ekonomis di masa mendatang.
·
Membuat perusahaan berkewajiban untuk
menyerahkan aktiva atau menyediakan jasa di kemudian hari.
·
Merupakan akibat dari transaksi dan/
atau peristiwa yang terjadi masa lalu.
Atribut finansial yang digunakan untuk
pengukuran kewajiban:
a)
Present value of expected cash flows:
jumlah pendiskontoan dari arus kas keluar(neto) yang diharapkan akan diperlukan
untuk menyelesaikan kewajiban/ utang kelak pada tanggal jatuh tempo.
b)
Expected exit value in due course of
business: jumlah kas/ setara kas yang dapat diharapkan akan diperlukan oleh
perusahaan untuk melunasi/ menyelesaikan kewajiban/ utangnya dalam kegiatan
normal.
c)
Historical proceeds: jumlah kas/ setara
kas yang sesungguhnya diterima oleh perusahaan pada saat timbulnya kewajiban/
terjadi utang.
d)
Current proceeds: jumlah kas/ setara kas
yang sekarang akan diterima oleh perusahaan dari penciptaan kewajiban/ utang
yang sama.
e)
Current exit vaue in orderly liquidation:
jumlah uang kas/ setara kas yang sekarang harus dibayar oleh perusahaan untuk
menyelesaikan/ melunasi kewajiban/ utang yang terkait.
Jenis-jenis kewajiban:
1) Utang
lancar: utang-utang yang pelunasannya akan memerlukan penggunaan sumber-sumber
yang digolongkan dalam aktiva lancar/ dengan menimbulkan suatu utang baru. Yang
termasuk dalam utang lancar:
§ Utang
dagang: utang-utang yang timbul dari pembelian barang-barang dagangan/ jasa.
§ Utang
wesel: utang-utang yang memakai bukti-bukti tertulis berupa kesanggupan untuk
membayar pada tanggal tertentu.
§ Taksiran
utang pajak: jumlah pajak penghasilan yang diperkirakan untuk laba periode yang
bersangkutan.
§ Utang
biaya: biaya-biaya yang sudah menjadi beban tetapi belum dibayar. Contoh utang
gaji, utang bunga, dll.
§ Utang-utang
lain yang akan dibayar dalam waktu 12 bulan yang pelunasannya menggunakan
sumber-sumber dari aktiva lancar.
2) Pendapatan
yang diterima dimuka: penerimaan-penerimaan yang tidak merupakan pendapatn
untuk periode yang bersangkutan.
3) Utang
jangka panjang: utang-utang yang pelunasannya tidak menggunakan sumber-sumber
yang digolongkan sebagai aktiva lancar. Contoh: utang obligasi, utang wesel
jangka panjang, dan utang lain-lain yang sifatnya sama.
4) Utang
lain-lain: utang-utang yang tidak dapat dilaporkan di jenis-jenis utang di
atas. Contoh: utang obligasi yang akan jatuh tempo tetapi akan dilunasi dari
dana pelunasan obligasi, utang jangka panjang kepada pejabat perusahaan/ kepada
anak-anak perusahaan, dll.
3. EKUITAS
Adalah
kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas setelah dikurangi dengan
kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingaan
kepemilikan.
Pengukuran
ekuitas bukanlah suatu proses yang independen, sebaliknya tergantung pada penilaian
yang ditetapkan untuk setiap jenis aktiva dan kewajiban/ utang secara
individual. Elemen-elemen ekuitas:
1) Modal
disetor: jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham dan biasanya dibagi
dalam 2 kelompok yaitu modal saham(jumlah nominal saham yang beredar) dan agio/
disagio saham(selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominal saham,
agio:selisih di atas nilai nominal, disagio:selisih di bawah nilai nominal).
2) Laba
tidak dibagi(saldo laba): kumpulan laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi
sebagai deviden.
3) Modal
penilaian kembali: selisih antara nilai buku lama dengan nilai buku yang baru apabila
terjadi diadakannya penilaian kembali terhadap aktiva-aktiva perusahaan.
4) Modal
sumbangan: modal yang timbul apabila perusahaan memperoleh aktiva yang berasal
dari sumbangan.
5) Modal
lain-lain: melaporkan modal perusahaan yang tidak dapat dimasukkan dalam salah
satu kelompok lainnya di atas.
PEMBEDAAN
MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Pembedaan
antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting.
Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba
sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah
akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting
secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap
dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba
ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk
pembagian deviden.
PERUBAHAN
MODAL SETORAN
Akuntansi
modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas antara perubahan akibat
transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan
berbagai masalah teoritisnya adalah:
1)
Pemesanan saham
2)
Obligasi terkonversi
3)
Saham prioritas terkonversi
4)
Deviden saham
5)
Hak beli saham
6)
Opsi saham
7) Warran
PERUBAHAN LABA DITAHAN
Kalau pemisahan antara
transaksi modal dan transaski operasi harus tetap dipertahankan, hanya terdapat
dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi
priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi
yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh beberapa transaksi diatas
langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statemen laba-rugi
perioda terjadinya transaksi tersebut karena transaksi tersebut merupakan
transaksi modal.
Terdapat beberapa hal
lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda berubah selain
karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu penyesuaian
perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya, pengaruh
perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.
PENYAJIAN MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan penyajian
kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya menggambarkan urutan
perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam kondisi
perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan
urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian
menggambarkan urutan perlindungan yuridis.
Secara umum kos yang
telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor.
Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi
tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam
keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok
modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa
adalah:
(1) pendapatan kotor,
(2) laba bersih,
(3) laba ditahan,
(4) premium modal saham, dan
(5) modal saham.
PERINCIAN LABA DITAHAN
Laba ditahan dapat
disajikan dan dirinci atas dasar sumber (by resources), dan ada pula
kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan (by
purposes) dengan cara yang disebut apropriasi dan pembatasan.
4. INVESTASI OLEH PEMILIK
Adalah
kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diimbulkan oleh transfer sesuatu
yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan
atau menaikkan kepentingan kepemilikan(ekuitas) di dalamnya. Aktiva adalah
bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi
investasi ini bisa juga meliputi jasa/ kepuasan/ konversi kewajiban perusahaan.
Jenis-Jenis Investasi
Menurut
Senduk (2004:24) bahwa produk-produk investasi yang tersedia di pasaran antara
lain:
1) Tabungan
di bank
Dengan menyimpan uang
di tabungan, maka akan mendapatkan suku bunga tertentu yang besarnya mengikuti
kebijakan bank bersangkutan. Produk tabungan biasanya memperbolehkan kita
mengambil uang kapanpun yang kita inginkan.
2) Deposito
di bank
Produk deposito hampir
sama dengan produk tabungan. Bedanya, dalam deposito tidak dapat mengambil uang
kapanpun yang diinginkan, kecuali apabila uang tersebut sudah menginap di bank
selama jangka waktu tertentu (tersedia pilihan antara satu, tiga, enam, dua
belas, sampai dua puluh empat bulan, tetapi ada juga yang harian). Suku bunga
deposito biasanya lebih tinggi daripada suku bunga tabungan. Selama deposito
kita belum jatuh tempo, uang tersebut tidak akan terpengaruh pada naik turunnya
suku bunga di bank.
3) Saham
Saham adalah
kepemilikan atas sebuah perusahaan tersebut. Dengan membeli saham, berarti
membeli sebagian perusahaan tersebut. Apabila perusahaan tersebut mengalami
keuntungan, maka pemegang saham biasanya akan mendapatkan sebagian keuntungan
yang disebut deviden. Saham juga bisa dijual kepada pihak lain, baik dengan
harga yang lebih tinggi yang selisih harganya disebut capital gain maupun lebih
rendah daripada kita membelinya yang selisih harganya disebut capital loss.
Jadi, keuntungan yang bisa didapat dari saham ada dua yaitu deviden dan capital
gain.
4) Properti
Investasi dalam
properti berarti investasi dalam bentuk tanah atau rumah.
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
Keuntungan yang bisa didapat dari properti ada dua yaitu :
a. Menyewakan
properti tersebut ke pihak lain sehingga mendapatkan uang sewa.
b. Menjual
properti tersebut dengan harga yang lebih tinggi.
5) Barang-barang
koleksi
Contoh barang-barang
koleksi adalah perangko, lukisan, barang antik, dan lain-lain. Keuntungan yang
didapat dari berinvestasi pada barang-barang koleksi adalah dengan menjual
koleksi tersebut kepada pihak lain.
6) Emas
Emas adalah barang
berharga yang paling diterima di seluruh dunia setelah mata uang asing dari
negara-negara G-7 (sebutan bagi tujuh negara yang memiliki perekonomian yang
kuat, yaitu Amerika, Jepang, Jerman, Inggris, Italia, Kanada, dan Perancis).
Harga emas akan mengikuti kenaikan nilai mata uang dari negara-negara G-7.
Semakin tinggi kenaikan nilai mata uang asing tersebut, semakin tinggi pula
harga emas. Selain itu harga emas biasanya juga berbanding searah dengan
inflasi. Semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin tinggi pula kenaikan
harga emas. Seringkali kenaikan harga emas melampaui kenaikan inflasi itu
sendiri.
7) Mata
uang asing
Segala macam mata uang
asing biasanya dapat dijadikan alat investasi.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
Investasi dalam mata uang asing lebih beresiko dibandingkan dengan investasi dalam saham, karena nilai mata uang asing di Indonesia menganut sistem mengambang bebas (free float) yaitu benar-benar tergantung pada permintaan dan penawaran di pasaran. Di Indonesia mengambang bebas membuat nilai mata uang rupiah sangat fluktuatif.
8) Obligasi
Obligasi atau
sertifikat obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah maupun
perusahaan, baik untuk menambah modal perusahaan atau membiayai suatu proyek
pemerintah. Karena sifatnya yang hampir sama dengan deposito, maka agar lebih
menarik investor suku bunga obligasi biasanya sedikit lebih tinggi dibanding
suku bunga deposito. Selain itu seperti saham kepemilikan obligasi dapat juga dijual
kepada pihak lain baik dengan harga yang lebih tinggi maupun lebih rendah
daripada ketika membelinya.
§ Penambahan investasi pemilik
Contoh
= Mr. X melakukan penyetoran sebesar Rp. 75.000.000,-
ke
kas perusahaan sebagai tambahan modal.
Analisis
= transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal
perusahaan bertambah sebesar Rp. 75.000.000,- dan kas perusahaan bertambah
sebsesar Rp. 75.000.000,-.
§ Pengurangan investasi pemilik
Contoh
= Mr. T melakukan penarikan uang perusahaan untuk
keperluan
pribadi sebesar Rp. 25.000.000,-
Analisis
= transaksi tersebut akan mempengaruhi modal yaitu
modal
perusahaan berkurang sebesar Rp. 25.000.000,- dan kas berkurang sebesar Rp.
25.000.000,-.
5. DISTRIBUSI KEPADA PEMILIK
Adalah
penurunan aktiva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan
aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada
pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan
kepemilikan(ekuitas) dalam perusahaan.
Distribusi kepada pemilik
perusahaan perorangan ditulis sebagai prive yang mengurangi nilai investasi pemilik , baik pengambilan
aktiva untuk kepentingan pribadi maupun pengambilan keuntungan, keduanya
dicatat dalam perkiraan prive.
Distribusi kepada pemegang saham
harus dibedakan esensi transaksinya. Apabila distribusi itu berupa pengambilan
untuk kepentingan pribadi pemegang saham, maka dicatat sebagai piutang
lain-lain dari pemegang saham. Artinya si pemegang saham harus ,mengembalikan
uang yang telah digunakan untuk kepentingan pribadi kepada perusahaan.
Distribusi pemegang saham berupa
pembagian keuntungan, maka harus dicatat dengan mendebet perkiraan deviden dan
mengkridit perkiraan kas, untuk pembayaran deviden kas.
Menentukan rasio pembayaran
sasaran.
Cara menghitung dan menentukan
kebijakan deviden, sebagai berikut :
a. Model Dividen residu (residual dividend model)
Merupakan
Model dividen yang dibayarkan akan ditentukan sama dengan laba bersih dikurangi
jumlah saldo laba di tahan yang dibutuhkan untuk mendanai anggaran modal perusahaan yang optimal
Rumus
:
Dividen
= Laba bersih – Saldo laba di tahan
untuk membantu mendanai
investasi-investasi baru
=
Laba bersih –[(Rasio ekuitas sasaran)(Total anggaran modal)]
b. Dividen regular rendah plus
tambahan
Merupakan
kebijakan yang mengumumkan dividen regular rendah yang dapat dipertahankan
dalam kondisi apapun, dan kemudian akan membayar dividen “tambahan” yang telah
ditentukan ketika keadaan sedang baik.
Contoh:
·
Ny.Rita
menggunakan jasa salonnya sebesar Rp 2.500.000 untuk keperluan pribadinya. Maka
prive Ny.Rita bertambah Rp2.500.000(D) dan Kas berkurang Rp 2.500.000(K)
·
PT.Angkasa
telah membagikan deviden kepada pemegang saham sebesar Rp 2.000.000. Maka
Deviden bertambah Rp 2.000.000(D) dan kas berkurang Rp 2.000.000(K).
6. LABA KOMPREHENSIF
Adalah
perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang
diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bukan bersumber dari pemilik.
Hal ini termasuk semua perusahaan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan
yang diakibatkan oleh investasi, oleh pemilik dan distribusi kepada pemilik.
Laba komprehensif merupakan hasil selisih dari pendapatan komprehensif – beban
operasi dan beban nonoperasi yang disajikan dalam laporan laba rugi
komprehensif.
Dalam menyajikan laporan rug laba akan
terlihat pengklasifikasian dalam pengukuran laba adalah sebagai berikut :
1. Laba kotor atas penjualan merupakan selisih
dari penjualan bersih dan harga pokok penjualan, laba ini dinamakan laba kotor.
Hasil laba bersih belum dikurangi dengan beban operasi lainnya untuk periode
tertentu.
2. Laba bersih operasi perusahaan yaitu laba
kotor dikurangi dengan sejumlah biaya penjualan, biaya administrasi dan umum.
3. Laba bersih sebelum potongan pajak merupakan pendapatan
perusahaan secara keseluruhan sebelum pajak perseroan yaitu perolehan dari laba
operasi dikurangi atau ditambah.
4. Laba bersih setelah potongan pajak yaitu laba
bersih setelah ditambah atau dikurangi dengan pendapatan dan biaya non operasi
dan dikurangi laba perseroan.
7. PENDAPATAN
Adalah
arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan
kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan
operasi utama/ operasi sentral perusahaan.
Kriteria laporan pendapatan :
(1) nilai ekonomik harus sudah ditambahkan
perusahaan pada produknya,
(2) jumlah pendapatan harus dapat diukur,
(3) pengukuran harus dapat dibutuhkan dan secara
relative bebas dari bias,
(4) beban yang berkaitan harus dapat ditaksir
dengan tingkat ketepatan yang layak.
Pengukuran
pendapatan
Nilai tukar
produk atau jasa perusahaan merupakan ukuran terbaik bagi pendapatan. Nilai
tukar ini menunjukkan ekivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan
tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.
Saat
pelaporan pendapatan
Suatu
alternative pelaporan pendapatan pada waktu penyelesaian kegiatan utama
ekonomik adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan kejadian kritis.
8. BEBAN
Adalah
arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya
kewajiban (kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau
produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi
utama/ operasi sentral perusahaan.
Beban merupakan konsep arus, yang menggambarkan perubahan yang
tidak menguntungkan dalam sumber daya perusahaan. Definisinya yang lebih tepat,
beban adalah penggunaan atau pemakaian barang dan jasa di dalam proses
mendapatkan pendapatan.
Pengukuran beban
beban sebagai penurunan dalam aktiva bersih perusahaan, suatu alat ukur
yang logis adalah nilai barang dan jasa pada waktu digunakan dalam operasi
perusahaan. Pengukuran biaya yang paling umum adalah:
(1) biaya historis,
(2) nilai berjalan, seperti biaya pengganti, dan
(3) biaya oportunitas atau ekivalen kas pada saat berjalan.
Saat pengakuan beban
Beban terjadi apabila barang atau jasa dikonsumsi atau dilakukan dengan
mencatat kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan
keuangan. Pelaporan beban dapat terjadi bersamaan dengan kegiatan menggunakan
barang atau jasa; atau boleh dilakukan sesudah kegiatan itu; atau dalam keadaan
yang tidak biasa, boleh mendahului kegiatan itu.
Jenis-jenis beban:
1)
Beban penjualan, seperti: beban gaji
penjualan, beban advertensi, beban depresiasi aktiva tetap bag.penjualan, dan
semua beban yang berhubungan dengan bag.penjualan.
2)
Beban administrasi umum, seperti: beban
gaji adm. dan umum, beban telp, beban depresiasi aktiva tetap kantor, dan
beban-beban yang berhubungan dengan bag.administrasi umum.
3)
Beban non-operasi, seperti beban bunga,
yaitu beban yang tidak berhubungan langsung dengan transaksi operasi
perusahaan.
9. KEUNTUNGAN
Adalah
kenaikan ekuitas(aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral / insidentil dan
dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan/ investasi
oleh pemilik.
Keuntungan
berasal dari kegiatan insidental. Kegiatan insidental misalnya pelepasan mesin
produksi, misalnya jika harga jual mesin produksi yang dilepas melebihi nilai
bukunya, maka selisinya merupakan untung yang menyebabkan kenaikan dalam
ekuitas.
Biaya
timbul dari kegiatan utama, sedangkan kerugian berasal dari kegiatan
insidental. Jika harga jual mesin produksi yang dilepas lebih rendah daripada
nilai bukunya, maka selisihnya adalah rugi yang menyebabkan penurunan dalam
ekuitas.
FASB
secara tegas menyatakan bahwa keuntungan – kerugian bukanlah kenaikan – penurunan ekuitas yang
berasal dari pendapatan – biaya dan investasi oleh pemilik ( distribusi kepada
pemilik ). Elemen untung ataupun rugi terdapat pada organisasi bisnis dan
nonbisnis. Biasanya laba ditimbulkan dari penjualan aktiva tetap Contoh:
Harga
perolehan mesin lama 7.500.000, akumulasi penyusutan mesin lama 3.327.272,8.
Kebijakan perusahaan akan menukarkan mesin lama dengan mesin baru senilai
11.000.000. Dan kekurangannya sebesar 5.000.000 akan dibayar dengan kas.
Jurnal:
mesin baru (D) 11.000.000
Akumulasi penyusutan mesin lama (D)
3.327.272,8
Laba pertukaran mesin
(K) 1.827.272,8
Mesin lama (K) 7.500.000
Kas (K) 5.000.000
10. KERUGIAN
Adalah
penurunan ekuitas(aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh
transaksi peripheral / insidentil dan
dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban/ distribusi
kepada pemilik. Contohnya kerugian dari penjualan surat berharga atau
pertukaran aktiva tetap. Contoh:
Sebuah
perusahaan ingin menukarkan kendaraan yang dimiliki dengan bus senilai
120.000.000. Kendaraan lama dengan nilai 80.000.000 dan akumulasi penyusutan
sebesar 16.000.000. Kekurangannya sebesar 75.000.000 akan dibayar dengan kas.
Jurnal:
Bus (D) 120.000.000
Akumulasi penyusutan kendaraan lama
(D) 16.000.000
Rugi pertukaran kendaraan (D)
19.000.000
Kendaraan lama (K)
80.000.000
Kas (K) 75.000.000
FASB mengklasifikasikan unsur-unsur laporan keuangan
ke dalam 2 kelompok. Kelompok pertama
adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas – dimana menjelaskan sumber daya dan
klaim terhadap sumber daya tersebut pada suatu waktu tertentu(moment in time).
Kelompok kedua adalah ke tujuh unsur yang lain(investasi oleh pemilik,
distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan,
dan kerugian) dimana menjelaskan transaksi, kejadian, dan situasi yang mempengaruhi
perusahaan selama periode waktu tertentu(period of time).
Contoh laporan keuangan berdasarkan IFRS:
PT X
|
||||
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
|
||||
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember
2012
|
||||
2012
|
2011
|
|||
Pendapatan
|
390000
|
355000
|
||
Beban pokok penjualan
|
-245000
|
-230000
|
||
Laba bruto
|
145000
|
125000
|
||
Pendapatan
|
20667
|
11300
|
||
Beban distribusi
|
-9000
|
-8700
|
||
Beban administrasi
|
-20000
|
-21000
|
||
Beban lain-lain
|
-2100
|
-1200
|
||
Beban pendanaan
|
-8000
|
-7500
|
||
Bagian laba entitas assosiasi
|
35100
|
30100
|
||
Laba sebelum pajak
|
161667
|
128000
|
||
PPh 25%
|
-40417
|
-32000
|
||
Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan
|
121250
|
96000
|
||
Kerugian tahun berjalan dari operasi yang dihentikan
|
|
-30500
|
||
Laba tahun berjalan
|
121250
|
65500
|
||
Pendapatan komprehensif lain setelah pajak:
|
||||
Selisih kurs Penjabaran laporan
|
4000
|
8000
|
||
Aset keuangan tersedia untuk dijual
|
-18000
|
20000
|
||
Lindung nilai arus kas
|
-500
|
-3000
|
||
Keuntungan revaluasi aset tetap
|
600
|
2700
|
||
Keuntungan(kerugian) aktuaria prog.pensiun imbalan pasti
|
-500
|
1000
|
||
Bagian pendapatan komprehensif lain thn berjalan stlh pajak
|
400
|
-700
|
||
Pendapatan komprehensif lain thn berjalan stlh pajak
|
-14000
|
28000
|
||
Total pendapatan komprehensif tahun berjalan
|
107250
|
93500
|
||
Laba yang diatribusikan kepada:
|
||||
Pemilik entitas induk
|
97000
|
52400
|
||
Kepentingan nonpengendali
|
24250
|
13100
|
||
121250
|
65500
|
|||
Jumlah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kpd:
|
||||
Pemilik entitas induk
|
85800
|
74800
|
||
Kepentingan nonpengendali
|
21450
|
18700
|
||
107250
|
93500
|
PT X
|
||||
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
|
||||
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal
31 Desember 2012
|
||||
2012
|
2011
|
|||
Saldo ekuitas
|
831500
|
748000
|
||
Perubahan ekuitas:
|
||||
Penerbitan modal saham
|
50000
|
|||
-15000
|
-10000
|
|||
Total laba rugi komprehensif tahun berjalan
|
107250
|
93500
|
||
Saldo ekuitas akhir
|
973750
|
831500
|
||
PT X
|
||||
LAPORAN POSISI KEUANGAN
|
||||
PER 31 DESEMBER 20012
|
||||
31-Des-12
|
31-Des-11
|
|||
ASET
|
||||
ASET LANCAR
|
||||
Kas dan setara kas
|
312400
|
322900
|
||
Piutang usaha
|
91600
|
110800
|
||
Persediaan
|
135230
|
132500
|
||
Aset lancar lainnya
|
25650
|
12540
|
||
Total aset lancar
|
564880
|
578740
|
||
ASET TIDAK LANCAR
|
||||
Aset keuangan untuk tersedia dijual
|
142500
|
156000
|
||
Investasi dalam entitas asosiasi
|
100150
|
110770
|
||
Aset tetap
|
350700
|
360020
|
||
Aset tetap tak berwujud lainnya
|
227470
|
227470
|
||
Goodwill
|
80800
|
91200
|
||
Total aset tidak lancar
|
901620
|
945460
|
||
TOTAL ASET
|
1466500
|
1524200
|
||
LIABILITAS
|
||||
Liabilitas jangka pendek
|
||||
Utang usaha
|
115100
|
187620
|
||
pinjaman jangka pendek
|
150000
|
200000
|
||
Bagian pinjaman jangka panjang
|
10000
|
20000
|
||
Utang pajak jangka pendek
|
35000
|
42000
|
||
Provisi jangka pendek
|
5000
|
4200
|
||
Total Liabilitas Jangka pendek
|
315100
|
453820
|
||
Liabilitas jangka panjang
|
||||
Pinjaman jangka panjang
|
120000
|
160000
|
||
Pajak tangguhan
|
28800
|
26040
|
||
Provisi jangka panjang
|
28850
|
52240
|
||
Total liabilitas jangka panjang
|
177650
|
238280
|
||
Total liabilitas
|
492750
|
692100
|
||
EKUITAS
|
||||
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk:
|
||||
Modal saham
|
650000
|
600000
|
||
Saldo laba
|
243500
|
161700
|
||
Komponen ekuitas lainnya
|
10200
|
21200
|
||
903700
|
782900
|
|||
Kepentingan non pengendali
|
70050
|
48600
|
||
Total ekuitas
|
973750
|
831500
|
||
Total liabilitas dan ekuitas
|
1466500
|
1523600
|
DAFTAR
PUSTAKA
Donald E.Kieso, Jerry J.Weygandt, Terry D.Warfield.
Intermediate Accounting. IFRS edition. John Wiley & Son. 2011
Harnanto.2002. Akuntansi Keuangan Menengah Buku
Satu. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi
8. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA
Sugiri, Slamet. 2005. Akuntansi Keuangan Menengah Buku 1. Edisi
Revisi.
http://magisterakutansi.blogspot.com/2013/03/contoh-laporan-keuangan-sesuai-ifrs.html. September. 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar