Get a Glitter Calendar Click Here

Senin, 15 September 2014

Hakikat & Manfaat Manajemen Stratejik

HAKIKAT DAN MANFAAT MANAJEMEN STRATEGIK

Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Ini terdiri atas Sembilan tugas penting:
1.      Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal).
2.      Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya.
3.      Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum.
4.      Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern.
5.      Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.
6.      Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand strategy) yang akan mencapai pilihan yang palng dikehendaki.
7.      Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
8.      Mengimplementasikan pilihan strategic dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian pada tugas SDM, struktur, teknologi, dan sistem imbalan.
9.      Mengevaluasi keberhasilan proses strategic sebagai masukan bagi pengambil keputusan yang akan datang.
Manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang berkaitan dengan strategi.
Strategi diartikan sebagai rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
Dimensi-Dimensi Keputusan Strategik
Biasanya keputusan strategik memiliki dimensi-dimensi berikut:
¾    Isu (masalah) Strategik Membutuhkan Keputusan dari Manajemen Puncak. Karena biasanya manajemen puncak yang memiliki perspektif yang dibutuhkan untuk memahami implikasi luas dari kepuusan-keputusan semacam itu serta wewenang untuk mengotorisasi alokasi sumber daya yang dibutuhkan.
¾    Isu Strategik Membutuhkan Sumber Daya Perusahaan dalam Jumlah Besar. Keputusan-keputusan strategik menuntut alokasi SDM, aset fisik, atau dana besar yang harus diperoleh dari sumber-sumber intern maupun dari sumber-sumber di luar perusahaan.
¾    Isu Strategik Mempengaruhi Kesejahteraan Jangka Panjang Perusahaan. Keputusan strategic jelas mengikat perusahaan untuk waktu yang lama, biasanya lima tahun; tetapi, dampak dari keputusan semacam ini sering kali bertahan jauh lebih lama.
¾    Isu Strategik Berorientasi ke Masa Depan. Dalam keputusan seperti ini, penekanan diberikan pada pengembanagan proyeksi yang akan memungkinkan perusahaan memilih opsi srategik yang paling menjanjikan.
¾    Isu Strategik Mempunyai Konsekuensi Multifungsional dan Multibisnis. Keputusan-keputusan strategik mempunyai implikasi yang kompleks bagi sebagian besar bidang kegiatan perusahaan.
¾    Isu Strategik Mengharuskan Perusahaan Mempertimbangkan Lingkungan Ekstern. Semua perusahaan beroperasi dalam sistem terbuka. Mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan luar (ekstern) yang sebagian besar berada di luar kendali mereka.

Tiga Tingkat Strategi
Hierarki (jenjang) pengambilan keputusan dalam suatu perusahaan biasanya terdiri dari tiga tingkat. Pada puncak hierarki terletak tingkat korporasi (perusahaan), utamanya terdiri dari dewan direksi (board of directors) dan eksekutif kepala (chief executive) serta pejabat administrative (administrative officers). Mereka bertanggung jawab atas kinerja keuangan perusahaan dan atas pencapaian tujuan-tujuan bukan-keuangan.
Di bagian tengah hierarki pengambilan keputusan terletak tingkat bisnis, utamanya terdiri dari para manajer bisnis dan korporasi. Para manajer ini harus menerjemahkan rumusan arah dan keinginan yang dihasilkan di tingkat korporasi ke dalam sasaran dan strategi yang konkret untuk masing-masing divisi usaha atau USS.
Di bagian bawah hierarki pengambilan keputusan terletak tingkat fungsional, terdiri utamanya dari manajer-manajer produk, wilayah, dan fungsional. Mereka menyusun sasaran tahunan dan strategi jangka pendek di bidang-bidang seperti produksi, operasi, riset dan pengembangan,  keuangan dan akunting, pemasaran, dan hubungan karyawan. Tetapi tanggung jawab utama mereka adalah mengimplementasikan atau melaksanakan rencana strategik perusahaan.

Karakteristik Keputusan Manajemen Strategik
Keputusan di tingkat korporasi cenderung lebig berorientasi pada nilai, lebih konseptual, dan kurang konkret dibandingkan dengan kepurusan di tingkat bisnis dan fungsional. Keputusan-keputusan di tingkat korporasi seringkali ditandai oleh potensi risiko, biaya, dan laba yang lebih besar; kebutuhan akan fleksibelitas yang lebih besar, dan cakupan waktu yang lebih lama. Keputusan-keputusan seperti itu meliputi pemilihan bidang usaha (bisnis), kebijakan dividen, sumber pendanaan jangka panjang, dan priritas pertumbuhan. Keputusan tingkat fungsional mengimplementasikan strategi keseluruhan yang dirumuskan dalam tingkat korporasi dan bisnis.  Keputusan-keputusan ini menyangkut isu operasional yang berorientasi kepada tindakan dan relatif berjangka pendek serta berisiko rendah. Keputusan tingkat fungsional hanya membutuhkan biaya moderat karena mereka hanya bergantung pada sumber daya yang tersedia. Keputusan tingkat bisnis membantu menjembatani keputusan di tingkat korporasi dan tingkat fungional. Keputusan demikian tidak terlalu mahal, tidak terlalu riskan, dan secara potensial kurang mampu-laba dibandingkan dengan keputusan tingkat korporasi, tetapi keputusan ini lebih mahal, riskan, dan mampu-laba disbanding keputusan tingkat fungsional.

FORMALITAS DALAM MANAJEMEN STRATEGIK
Formalitas sistem manajemen strategic berbeda-beda di perusahaan yang berbeda. Formalitas mengacu pada seberapa rinci tingkat tanggung jawab, wewenang, dan keleluasaan (discretion) pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan yang dirumuskan.
Sejumlah faktor menentukan seberapa besar formalitas dibutuhkan dalam manajemen strategic. Besar organisasi, gaya manajemennya yang dominan, kompleksitas lingkungannya, proses produksinya, masalahnya, serta tujuan sistem perencanaannya semua memainkan peran dalam menentukan tingkat formalitas yang sesuai.

Pembuat Strategi
Tim manajemen strategic yang ideal terdiri dari pengambil keputusan, dari ketiga tingkat keputusan dalam perusahaan (korporasi, bisnis, dan fungsional). Karena keputusan strategic mempunyai dampak besar bagi suatu perusahaan dan menuntut komitmen besar atas sumber daya perusahaan, para manajer puncak harus memberikan persetujuan akhir bagi tindakan strategic.


Manfaat Manajemen Strategik
Dengan menggunakan manajemen strategik, para manejer di semua tingkat dalam perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan implementasi. Akibatnya, konsekuensi keperilakuan dan manajemen strategik serupa dengan konsekuensi keperilakuan dari pengambilan keputusan partisipatif. Karena penilaian yang akurat mengenai dampak formulasi strategi terhadap kinerja organisasi menuntut tidak saja kriteria evaluasi keuangan melainkan juga kriteria organisasi non-keuangan-ukuran yang menyangkut dampak keperilakuan.
Tetapi terlepas dari kemampuan (profitability) rencana strategic, beberapa efek keperilakuan dari manajer strategik, beberapa efek keperilakuan dari manajemen strategik meningkatkan kesejahteraan perusahaan:
1.      Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah.
2.      Keputusan strategic yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari alternative terbaik yang ada.
3.      Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya hubungan produktivitas-imbalan di setiap rencana strategic dan dengan demikian mempertinggi motivasi mereka.
4.      Senjang dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok berkurang.
5.      Penolakan terhadap perubahan berkurang.

Risiko-risiko Manajemen Strategik
3 macam konsekuensi negatif:
1.      Waktu yang digunakan manajer  untuk proses manajemen strategik dapat menimbulkan dampak negatif atas tanggung jawab operasionalnya.
2.      Manajer strategik harus mampu membatasi janji-janji kinerja yang dapat diwujudkan.
3.      Manajer strategik harus mampu menantisipasi dan menanggapi kekecewaan para bawahan yang berpartisipasi atas harapan-harapan yang tidak menjadi kenyataan.

Pandangan Eksekutif Tentang Manajemen Strategik
Manajemen strategik dipandang sebagai alat penolong untuk mencapai kinerja tinggi secara evolusioner ataupun revolusioner dalam meningkatkan kecanggihan dan mencapai efektivitas biaya.

Proses Manajemen Strategik
Setiap perusahaan berbeda-beda dalam proses yang digunakan untuk merumuskan dan mengarahkan kegiatan manajemen strategik.  Perusahaan dengan banyak produk, pasar, atau teknologi cenderung mengunakan sistem manajemen strategik yang lebih rumit. Namun dari perbedaan dalam rincian dan tingkat formalitas, komponen dasar dari model yang digunakan untuk menganalisis operasi manajemen strategik sangat mirip. Kesamaan berbagai model umum proses manajemen strategi dapat mengembangkan model elektik yang ewakili pandangan-pandangan terkemuka di bidang  manajemen strategik. Model ini mempunyai 3 fungsi yaitu:
1.      Menggambarkan urutan dan tata hubungan komponen-komponen utama dari proses manajemen strategik.
2.      Merupakan kerangka (outline) yang menyajikan pandangan umum tentang proses manajemen strategik dan komponen-komponen utama model.
3.      Menawarkan satu ancaman untuk menganalisis studu kasus.

Komponen Modal Manajemen Strategik
-          Misi perusahaan (company mission) à adalah tujuan (purpose) unik yang membedakannya dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya . misi menguraikan produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan yang mencerminkan nilsi dan prioritas dari para pengambil keputusan strategiknya.
-          Profil perusahaan (company profile) à menggambarkan kuantitas dan kualitas sumber daya keuangan manusia dan fisik perusahaan, menilai kekuatan dan kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan, serta membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan dan titik perhatian tradisionalnya guna mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan.
-          Lingkungan ekstern (exernal environment) à meliputi semua keadaan dan kekuatan yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi persaingannya. Model manajeme strategik memperlihatkan lingkungan eksternal sebagai segmen lingkungan operasional, industri, dan lingkungan yang jauh.
-          Analisis dan pilihan strategik (strategic analysis and choice) à proses ini dimaksudkan untuk menyediakan kombinasi sasaran jangka panjang dan strategi umum yang secara optimal akan memposisikan perusahaan perusahaan dalam lingkungan eksternnya untuk mencapai misi perusahaan.
-          Sasaran jangka panjang (long term objectives) à merupakan hasil yang diharapkan organisasi dalam kurun waktu beberapa tahun, meliputi kemampuan laba (profitabilitas), laba atas investasi (ROI), posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, produktivitas, hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan pengembangan karyawan.
-          Strategi umum (grand strategy) à adalah rencana umum ndan mengyeluruh mengenai tentang tindakan-tindakan utama yang akan dilakukan perusahaan untuk mencapai  sasaran jangka panjangnya dalam suatu lingkungan yang dinamik.
-          Sasaran tahunan (annual objectives) à merupakan hasil yang ingin dicapai organisasi dalam kurun waktu satu tahun, mencakup bidang yang sama dengan biidang yang dicakup.
-          Strategi fungsional (functional strategies) à merupakan kerangka besar strategi umum untuk mengembangkan suatu srategi operasional  (rumusan rinci mengenai cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tahun berikutnya) untuk setiap sasaran tahunan terkait.
-          Kebijakan (policies) à keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan sebelumnya yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi pengambilan keputusan manajerial yang bersifat repetitif (berulang).
-          Melembagakan strategi à keseluruhan strategi harus dilembagakan artinya strategi ini haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat terimplementasi secara efektif. 4 elemen organisasi merupakan sarana fundamental untuk melembagakan strategi perusahaan yaitu:  struktur, kepemimpinan, kultur, dan imbalan.
-          Pengendalian dan investasi à implementasi strategi elaksanaan harus dipantau untuk mengetahui sejauh mana sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses perumusan strategi sebagian besar bersifat obyektif.

Manajemen Strategik Sebagai Proses
Proses adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait menuju pencapaian suatu tujuan/ cita-cita. Manajemen strategik mengandung beberapa implikasi, yaitu:
1)      Suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa/ semua komponen yang lain.
2)      Perumusan dan implementsi strategi terjadi secara berurutan .
3)      Perlunya umpan balik dari pelembagaan, tinjauan ulang (review), dan evaluasi terhadap tahap-tahap awal proses ini.
4)      Memandang proses sebagai suatu sistem yang dinamik.


Perubahan Pada Proses
Semakin banyak pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, dan pemahaman yang diperoleh manajer dan perusahaan mengenai cara merancang dan memanajemeni kegiatan perencanaannya, maka makin mampu menghindari konsekuensi negatif yang mungkin terjadi akibat pelembagaan proses manajemen strategik.
            
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar